PENGERTIAN
TEATER
Teater berasal
dari kata Yunani, “ theatron”
(bahasa Inggris, Seeing Place) yang artinya
tempat ataugedung pertunjukan. Teater
menurut Cohen adalah Wadah kerja artistik dengan aktor menghidupkan tokoh tidak direkam, tapi langsung
dari naskah. Namun, teater selalu dikaitkandengan kata drama yang
berasal dari kata Yunani Kuno “draomai” yang
berarti bertindak atau berbuatdan “drame” yang berasal dari kata Perancis yang diambil oleh Diderot dan
Beaumarchaid untukmenjelaskan lakon-lakon mereka tentang kehidupan kelas
menengah. Dalam istilah yang lebih ketatberarti
lakon serius yang menggarap satu masalah yang punya arti penting tapi tidak
bertujuanmengagungkan tragika. Kata “drama” juga dianggap telah ada
sejak era Mesir Kuno (4000-1580 SM),sebelum era Yunani Kuno (800-277 SM).Hubungan kata “teater” dan “drama” bersandingan
sedemikian erat seiring dengan perlakuanterhadap teater yang
mempergunakan drama lebih identik sebagai teks atau naskah atau lakon ataukarya
sastra (Bakdi Soemanto, 2001).Di Indonesia, pada tahun 1920-an, belum muncul
istilah teater. Yang ada adalah sandiwara atau tonil(dari bahasa Belanda: Het Toneel).
Istilah Sandiwara konon dikemukakan oleh Sri PadukaMangkunegara VII
dari Surakarta. Kata sandiwara berasal dari bahasa Jawa “sandi” berarti
“rahasia”,dan “wara” atau “warah” yang berarti, “pengajaran”. Menurut Ki Hajar
Dewantara “sandiwara” berarti“pengajaran yang dilakukan dengan perlambang”
(Harymawan, 1993).Rombongan teater pada masa
itu menggunakan nama Sandiwara, sedangkan cerita yang disajikandinamakan drama. Sampai pada Zaman Jepang dan
permulaan Zaman Kemerdekaan, istilahsandiwara masih sangat populer.
Istilah teater bagi masyarakat Indonesia baru dikenalsetelah Zaman Kemerdekaan
(Kasim Achmad, 2006).
UNSUR – UNSUR TEATER
MODERN
a.
Naskah LakonSalah
satu ciri teater modern adalah digunakannya naskah lakon yang merupakan bentuktertulis dari cerita drama yang baru akan menjadi
karya teater setelah divisualisasikankedalam pementasan.Naskah Lakon pada dasarnya adalah karya sastra
dengan media bahasa kata.Mementaskan
drama berdasarkan naskah drama berarti memindahkan karya seni darimedia
bahasa kata ke media bahasa pentas.Naskah
lakon sebagaimana karya sastra lain, pada dasarnya mempunyai struktur yang jelas,
yaitu tema, plot,
setting
, dan tokoh. Akan tetapi, naskah lakon yang khususdipersiapkan untuk dipentaskan mempunyai struktur lain yang spesifik.
Struktur inipertama kali dirumuskan oleh Aristoteles yang
membagi menjadi lima bagian besar, yaitueksposisi
(pemaparan), komplikasi, klimaks, anti klimaks atau resolusi, dan konklusi
You're reading a
preview. Unlock full access with a free trial.
Pages 2 to 12 are not shown in this preview.
Pages 2 to 12 are not shown in this preview.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar